MAKALAH
SISTEM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, PEMODELAN DAN PENDUKUNG KEPUTUSAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SPK
Tugas
Mata Kuliah : Sistem Pendukung Keputusan
Nama
: Erna Anjani
Nim
: 3213032
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
CIANJUR-BANDUNG
2016
......................................................................................................................................................................
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum,
Puji dan syukur kita panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayah-Nya pembuatan makalah ini
dapat diselesaikan walaupun masih ada kekurangan dalam penyusunannya, Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terlaksananya pembuatan makalah ini.
Makalah
ini juga bertujuan untuk mengetahui tentang pengambilan keputusan, sistem
pendukung keputusan, pemodelan pendukung keputusan.
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang di
berikan oleh Bapak Dosen mata kuliah ini, dan juga dapat bermanfaat bagi
pembaca sehingga memberikan pengetahuan
yang lebih dalam .
Sebelumnya saya minta maaf apabila
dalam pembuatan makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah untuk kedepannya.
Terimakasih
Wassalamualaikum
Cianjur,
29 juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1.
Latar Belakang...............................................................................
1.2.
Rumusan Masalah .........................................................................
1.3.
Tujuan............................................................................................
1.4.
Metode Pembuatan Makalah ........................................................
1.5.
Sistematika Pembuatan Makalah ..................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2.1. Pengertian Pengambilan
Keputusan .............................................
2.2. Sistem Pendukung Keputusan ......................................................
2.3. Pemodelan Dalam Sistem
Pendukung Keputusan ........................
2.3.1. Pengertian Model ................................................................
2.3.2. Jenis – Jenis Model .............................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
......................................................................................................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Decision Support System
atau
sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum didefinisikan sebagai sebuah
sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Konsep DSS merupakan
sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan
memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat
tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh
tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi
masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam
proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan
alternatif.
Proses pengambilan
keputusan telah dianggap sebagai hal
kritis di perusahaan yang dicapai melalui
pengalaman (knowldege). Tetapi,
dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin
banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan
yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem
pendukung keputusan dimana sistem
tersebut dapat memberikan
informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan
informasi yang didapatkan.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan
makalah ini adalahsebagai berikut :
1. Apa pengertian dari
pengambilan keputusan ?
2. Apa pengertian sistem pendukung keputusan ?
3. Apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan
?
4. Model apa saja dalam pendukung keptusan ?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah SPK
dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik penyusun maupun bagi
pembaca tentang sistem pendukung keputusan.
1.4.
Metode Pembuatan Makalah
Penyusun
memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media
media lain seperti web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari
internet.
1.5.
Sistematika Pembuatan Makalah
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan sistem
pendukung keputusan. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
......................................................................................................................................................................
BAB
11
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui
proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A.
Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.
Tahap
Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses
penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan
masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design
Phace )
Tahap
ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi
yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk
mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice
Phace )
Tahap ini dilakukan
pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap
perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria
berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi (
Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem
yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan
yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
2.2.
Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem
interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat
ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan
keputusan, menitikberatkan pada management
by perception.
2. Adanya interface manusia / mesin
dimana manusia (user) tetap memegang
control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk
membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk
memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang
terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan struktur data
komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan
manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan
tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan
tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas
yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Sistem
Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b.
Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan
Sistem Pendukung Keputusan
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat
tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik,
terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan
kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat
yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap
harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus,
spesifik, interaktif, internal, real time,
dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan
pengendalian sediaan, merancang rencana
pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan
yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu
terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat
eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru,
keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
Tahapan dalam sistem pendukung pengambilan
keputusan Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi
tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian
menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
1.
Fase
Inteligensi
Intelegensi
dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan,
entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang),
klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
2.
Fase
Desain
Fase desain
meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin
untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi
yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip
pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil
akhir.
3.
Fase
Pilihan
Pilihan
merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase
di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk
mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering
tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase
tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke
aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru
selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian,
evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha
solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk
variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4.
Fase
Implementasi
Pada
hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi
implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang
panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja,
tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa
keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai
permasalahan yang kompleks.
2. Dapat merespon dengan cepat pada
situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai
strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Sebagai fasilitator dalam
komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen
dan kinerja.
7. Menghemat biaya dan sumber daya
manusia (SDM).
8. Menghemat waktu karena keputusan
dapat diambil dengan cepat.
9. Meningkatkan efektivitas
manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit
usaha.
10. Meningkatkan produktivitas
analisis.
Adapun
komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database,
yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management System (DBMS).
2.
Model Management
Melibatkan
model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model
kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User
dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
4.
Knowledge Management
Subsistem
optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai
komponen yang berdiri sendiri.
2.3.
Pemodelan Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Definisi Model
Menurut Raymond McLeod, Jr
(McLeod, 1998) adalah penyederhanaan (abstraction)dari sesuatu. Sedangkan
menurut Efraim
Turban (Turban, 1998) adalah sebuah representasi atau abstraksi realitas yang disederhanakan. Karenarealitas terlalu kompleks untuk ditiru secara tepat dan karena banyak dari kompleksitas itu sebenarnya tidak relevan dalam penyelesaian masalah yang spesifik.
Turban (Turban, 1998) adalah sebuah representasi atau abstraksi realitas yang disederhanakan. Karenarealitas terlalu kompleks untuk ditiru secara tepat dan karena banyak dari kompleksitas itu sebenarnya tidak relevan dalam penyelesaian masalah yang spesifik.
Representasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat
dilakukan dengan berbagai macam tingkat abstraksi, oleh karenanya model
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut tingkat abstraksinya, antara
lain (Turban, 1998) :
Model Iconik (Skala)
Sebuah model iconik, model abstraksi
terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya pada suatu skala yang
berbeda dari aslinya. Model iconik dapat muncul pada tiga dimensi (miniatur
maket), sebagaimana pesawat terbang, mobil, jembatan, atau alur produksi.
Photografi adalah jenis model skala iconik yang lain, tetapi hanya dalam dua
dimensi.
Model Analog
Sebuah model yang tidak tampak mirip
dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti sistem aslinya. Model analog
lebih abstrak dari model iconik dan merupakan perpresentasi simbolik dari realitas.
Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram 2 dimensi, dapat berupa model
fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata.
Berikut beberapa contoh lain :
- Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan struktur otoritas, dan tanggung jawab.
- ƒ Sebuah peta dimana warna yang berbeda menunjukkan obyek yang berbeda misalnya sungai atau pegunungan.
- ƒ Bagan pasar modal yang menunjukkan pergerakan harga saham.
- ƒ Cetak biru dari sebuah mesin atau rumah.
Model Matematik (Quantitatif)
Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional
tidak dapat disajikan secara model icon atau model analog, atau representasi
semacam itu malah dapat menimbulkan kesulitan dan membutuhkan banyak waktu
dalam pemakaiannya. Oleh karena itu model yang tepat dideskripsikan dengan
model matematis. Sebagian besar analisis sistem pendukung keputusan dilakukan
secara numerik dengan model matematis atau model quantitatif yang lain.
Manfaat Model
Sistem pendukung manajemen
(Management Support System – MMS) menggunakan model karena :
- Model memungkinkan penghematan waktu. Waktu operasi yang bertahun-tahun dapat disimulasikan dalam beberapa menit atau detik denganmenggunakan komputer.
- Manipulasi model (perubahanvariabel-variabel atau lingkungan) adalah jauh lebih mudah daripada memanipulasi sistem nyata. Oleh karenanya eksperimentasi lebih mudah dilakukan dan tidak menggangguoperasi organisasi sehari – hari.
- ƒBiaya analitis pemodelan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya eksperimen yangsama yang dilakukan pada sistem nyata.
- Biaya dari kesalahan yang dibuat selama eksperimen trial-anderror jauh lebih murah jika digunakan model dibandingkan dengan sistem nyata.
- ƒModel meningkatkan dan memperkuat pembelajaran dan pelatihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar